Bayang-Bayang Privasi: DeepSeek di Bawah Sorotan Internasional
Platform kecerdasan buatan (AI) DeepSeek, yang berbasis di China, tengah menghadapi tekanan internasional yang semakin meningkat terkait praktik pengolahan data pengguna. Setelah Italia memblokir akses DeepSeek karena kekhawatiran privasi, kini Korea Selatan dan Irlandia bergabung dalam menyelidiki bagaimana perusahaan tersebut menangani informasi pribadi pengguna.
Komisi Perlindungan Informasi Pribadi Korea Selatan telah mengirimkan permintaan informasi resmi kepada DeepSeek, menanyakan secara detail bagaimana data pribadi pengguna dikumpulkan, disimpan, dan digunakan.
Langkah serupa juga diambil oleh Komisi Perlindungan Data Irlandia (DPC), yang menunjukkan kekhawatiran global yang meluas terkait keamanan data dan privasi dalam konteks perkembangan teknologi AI yang pesat.
Kepopuleran DeepSeek, yang diklaim memiliki kemampuan setara dengan platform AI Amerika Serikat namun dengan biaya investasi yang lebih rendah, telah memicu perdebatan sengit. Keunggulan teknologi ini di satu sisi, dibayangi oleh kekhawatiran akan potensi penyalahgunaan data dan kurangnya transparansi dalam praktik pengolahan data.
Kejadian ini semakin memperkuat argumen tentang perlunya regulasi internasional yang lebih ketat untuk memastikan perlindungan data pengguna di tengah kemajuan teknologi AI. cuy
Langkah-langkah yang diambil oleh Korea Selatan dan Irlandia menekankan pentingnya pengawasan yang ketat terhadap perusahaan teknologi AI, terlepas dari asal negara mereka.
Peristiwa ini juga menjadi pengingat akan perlunya transparansi dan akuntabilitas dalam praktik pengolahan data, agar kepercayaan publik terhadap teknologi AI dapat terbangun dan terjaga.
Perkembangan ini akan berdampak signifikan terhadap lanskap teknologi AI global. Ke depan, kita dapat mengharapkan lebih banyak negara yang akan mengikuti jejak Italia, Korea Selatan, dan Irlandia dalam meninjau dan meregulasi platform AI untuk memastikan perlindungan privasi data pengguna menjadi prioritas utama.